Sebelum lebih jauh membicarakan koperasi yang akan
menghadapi era globalisasinya kita harus tahu terlebih dahulu mengenai era
globalisasi itu sendiri, apakah era globalisasi itu.
I.
Globalisasi
Era globalisasi menurut Mochtar
Buchori (1995 : 140) adalah "proses yang mendorong umat manusia untuk
beranjak dari cara hidup dengan wawasan nasional menuju ke arah cara hidup
dengan wawasan global". Dalam wawasan ini dunia dipandang sebagai suatu
sistem yang utuh, bukan hanya ditinjau dari dari letak geografis yang bernama
negara atau bangsa. Situasi kehidupan yang bersifat global inilah, gejala dan
masalah tertentu hanya dapat dipahami dan diselesaikan dengan baik jika
masyarakat sebagai bagian dari negara atau bangsa mampu meletakkan kerangka
yang bersifat global, bukan dalam kerangka lokal, nasional atau regional.
Menurut
beberapa tokoh :
Selo Soemardjan :
globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasidan komunikasi
antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalahuntuk mengikuti
sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya terbentuknya PBB, OKI
Achmad Suparman : Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (bendaatau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
Scholte : Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Achmad Suparman : Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (bendaatau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
Scholte : Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
Kita telah mengetahui
sebelumnya bahwa globalisasi ekonomi telah menjadi pakem perdagangan dunia,
tetapi sistem ini membawa dampak yang penuh masalah. Kelompok anti globalisasi
percaya kalau liberalisasi ekonomi cuma menguntungkan pihak yang kuat dalam
finansial pra globalisasi dan melumpuhkan pihak-pihak yang kontribusi
pendapatannya menengah ke bawah, tingkat transaksi yang terus melemah setiap
hari terus menurun, negara berkembang terus digerus pasarnya oleh negara maju
dan mereka sangat bergantung terhadap produk dari negara itu sehingga neraca
perdagangan negara-negara berkembang pada umumnya menunjukkan angka impor
(dalam satuan kurs negara masing-masing) yang luar biasa dahsyat, hal itu
menghancurkan struktur ekonomi negara berkembang dan menciptakan ketergantungan
struktural terhadap negara maju, negara berkembang yang tak mampu menyelesaikan
kegiatan ekonomi secara makro akan mengalami defisit anggaran dan mereka akan
meminjam dana kepada negara maju, hal itu menyebabkan negara berkembang tak
mampu untuk menata struktur perekonomian mereka dikarenakan hutang yang selalu
menjadi prioritas penggunaan Anggaran Dasar Negara demi pembayaran.
Datangnya globalisasi tahap demi tahap dengan tingkat
resiko yang berbeda-beda haruslah disikapi dengan persiapan tinggi, kegiatan
yang harus dilakukan oleh Perusahaan-Perusahaan Domestik menurut saya adalah
memperbaiki kualitas produk dan menetapkan harga yang bersaing serta promosi
yang menarik, sehingga perdagangan bebas Indonesia dengan Cina pasca
ditetapkannya ACFTA tidak terlalu mempengaruhi pendapatan Perusahaan-Perusahaan
domestik, sehingga tidak menimbulkan kesengsaraan disaat Produsen lokal
melakukan persaingan ketat di pasar
Murahnya
produk dari Cina memang menguntungkan
konsumen di dalam negeri karena masyarakat yang berpendapatan rendah dapat
membeli barang yang ia inginkan tanpa harus menguras kantong mereka, alangkah
baiknya bila produk dalam negeri mampu menyaingi harga produk-produk Cina
sehingga terjadi take and gift antara
sesama masyarakat Indonesia, sehingga perputaran uang yang terbesar terjadi
pada masyarakat domestik sehingga terjadi ke sejahteraan seluruh masyarakat.
II.
Penghambat Perkembangan koperasi
Menurut Baharuddin faktor penghambat dalam pembangunan
koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup
koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan
manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi.
Prof. Wagiono Ismangil berpendapat bahwa faktor penghambat
kemajuan koperasi adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat
kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi
kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang
ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi.
Menurut Ace Partadiredja dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Gajah Mada, faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah
rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia.
III.
Keunggulan Koperasi Sambut era
globalisasi dibandingakan badan usaha lain
koperasi sangat
kuat karena ada ikatan yang mengikat antara pengurus koperasi dan
anggotannya sehingga tingkat terjadinya masalah di dalam suatu koperasi itu
sendiri sangat rendah apabila Koperasi di jalankan sesuai dengan visi dan misi
koperasi
Kopersi juga kebal
dan cukup kuat mengahadapi persaingan yang semakin ketat karena di Indonesia masih
banyak yang perlu di tingatkan dari segi Usaha Kecil Menengah sehingga
kebutuhan akan koperasi masih sangat tinggi sehingga bila koperasi di
manfaatkan dengan sungguh – sungguh maka pasti menjadi pilihan utama bagi para
pengusaha kecil dan menengah untuk berkerja sama.
IV.
Langkah koperasi menyambut era
globalisasi
E.F. Schumacher (1978) berpendapat bahwa small is beautiful. John
Naisbitt (1944) merasa percaya bahwa masa depan perekonomian global berada
ditangan unit usaha yang kecil, otonom, namun padat teknologi. Dari kedua
pendapat tersebut mendorong keyakinan kita bahwa sektor-sektor usaha kecil di
Indonesia perlu diberi kesempatan untuk berperan lebih banyak. Oleh karena itu.
paradigma pengembangan ekonomi rakyat layak diaplikasikan dalam tatanan
praktis. Pendapat A.P.Y. Djogo (dalam Mubyarto, 1999) perlu dikemukakan yang
menganalisis perbedaan antara“ekonomi rakyat” dan “ekonomikonglomerat” dengan
kesimpulan bahwa, jika ekonomi konglomerat “sejak dari sananya” adalah “ekonomi
pertumbuhan”, maka ekonomi rakyat adalah “ekonomi pemerataan”.
Keistimewaan koperasi adalah tidak dikenal adanya majikan dan buruh, serta
tidak ada istilah pemegang saham mayoritas. Semua anggota berposisi sama,
dengan hak suara sama. Oleh karena itu, apabila aktivitas produksi yang
dilakukan koperasi ternyata dapat memberi laba finansial, semua pihak akan
turut menikmati laba tersebut.
Untuk mengembangkan koperasi banyak hal yang perlu dibenahi, baik keadaan
internal maupun eksternal. Di sisi internal, dalam tubuh koperasi masih banyak
virus yang merugikan. Yang paling berbahaya adalah penyalahgunaan koperasi
sebagai wahana sosial politik.
Manuver koperasi pada akhirnya bukan ditujukan untuk kemajuan koperasi dan
kesejahteraan anggota, melainkan untuk keuntungan politik kelompok tertentu..
Sebagai contoh, misalnya KUD (Koperasi Unit Desa) diplesetkan menjadi “Ketua
Untung Dulu”, tentunya menggambarkan adanya pihak yang lebih diuntungkan
koperasi yaitu para elit pengurusnya (Indra Ismawan, 2001). Parahnya lagi para
pengurus koperasi kadangkala merangkap jabatan birokratis, politis atau jabatan kemasyarakatan,
sehingga terjadinya konflik peran. Konflik yang berlatarbelakang nonkoperasi
dapat terbawa kedalam lembaga koperasi, sehingga mempengaruhi citra koperasi.
Dari sisi eksternal, terdapat semacam ambiguitas pemerintah dalam konteks
pengembangan koperasi. Karena sumberdaya dan budidaya koperasi lebih di
alokasikan untuk menguraikan konflik-konflik sosial politik, maka agenda
ekonomi yang konkret tidak dapat diwujudkan. Koperasi jadi impoten, dimana
fungsi sebagai wahana mobilisasi dan perjuangan perekonomian rakyat kecil tidak
berjalan. Jadi langkah pertama dalam pembenahan koperasi adalah kesanggupan
untukmerestrukturisasi hambatan internal, dengan mengkikis habis segala konflik
yang ada.
Jadi yang dapat
saya simpulkan dari keunggulan dan kekurangan-kekurangan diatas koperasi SIAP
dalam menghadapi era globalisasi jika pihak-pihak yang terkait dalam
perjalananya dapat bekerjasama dan menjalin hubungan baik demi terciptanya
koperasi yang baik dan sejahtera
http://eprints.undip.ac.id/13998/1/Eksistensi_Koperasi_Peluang_dan_Tantangan_Di_Era_Pasr_Global….Purbayu_Budi_Santosa_(OK).pdf
buku koperasi airlangga, jakarta
buku koperasi airlangga, jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar