Jumat, 06 Desember 2013

Siapkah koperasi menghadapi era globalisasi



Sebelum lebih jauh membicarakan koperasi yang akan menghadapi era globalisasinya kita harus tahu terlebih dahulu mengenai era globalisasi itu sendiri, apakah era globalisasi itu.
I.                   Globalisasi
Era globalisasi menurut Mochtar Buchori (1995 : 140) adalah "proses yang mendorong umat manusia untuk beranjak dari cara hidup dengan wawasan nasional menuju ke arah cara hidup dengan wawasan global". Dalam wawasan ini dunia dipandang sebagai suatu sistem yang utuh, bukan hanya ditinjau dari dari letak geografis yang bernama negara atau bangsa. Situasi kehidupan yang bersifat global inilah, gejala dan masalah tertentu hanya dapat dipahami dan diselesaikan dengan baik jika masyarakat sebagai bagian dari negara atau bangsa mampu meletakkan kerangka yang bersifat global, bukan dalam kerangka lokal, nasional atau regional.

Menurut beberapa tokoh :
Selo Soemardjan : globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasidan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalahuntuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya terbentuknya PBB, OKI

Achmad Suparman : Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (bendaatau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah

Scholte : Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan internasional.Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.

Kita telah mengetahui sebelumnya bahwa globalisasi ekonomi telah menjadi pakem perdagangan dunia, tetapi sistem ini membawa dampak yang penuh masalah. Kelompok anti globalisasi percaya kalau liberalisasi ekonomi cuma menguntungkan pihak yang kuat dalam finansial pra globalisasi dan melumpuhkan pihak-pihak yang kontribusi pendapatannya menengah ke bawah, tingkat transaksi yang terus melemah setiap hari terus menurun, negara berkembang terus digerus pasarnya oleh negara maju dan mereka sangat bergantung terhadap produk dari negara itu sehingga neraca perdagangan negara-negara berkembang pada umumnya menunjukkan angka impor (dalam satuan kurs negara masing-masing) yang luar biasa dahsyat, hal itu menghancurkan struktur ekonomi negara berkembang dan menciptakan ketergantungan struktural terhadap negara maju, negara berkembang yang tak mampu menyelesaikan kegiatan ekonomi secara makro akan mengalami defisit anggaran dan mereka akan meminjam dana kepada negara maju, hal itu menyebabkan negara berkembang tak mampu untuk menata struktur perekonomian mereka dikarenakan hutang yang selalu menjadi prioritas penggunaan Anggaran Dasar Negara demi pembayaran.

            Datangnya globalisasi tahap demi tahap dengan tingkat resiko yang berbeda-beda haruslah disikapi dengan persiapan tinggi, kegiatan yang harus dilakukan oleh Perusahaan-Perusahaan Domestik menurut saya adalah memperbaiki kualitas produk dan menetapkan harga yang bersaing serta promosi yang menarik, sehingga perdagangan bebas Indonesia dengan Cina pasca ditetapkannya ACFTA tidak terlalu mempengaruhi pendapatan Perusahaan-Perusahaan domestik, sehingga tidak menimbulkan kesengsaraan disaat Produsen lokal melakukan persaingan ketat di pasar

Murahnya produk dari Cina  memang menguntungkan konsumen di dalam negeri karena masyarakat yang berpendapatan rendah dapat membeli barang yang ia inginkan tanpa harus menguras kantong mereka, alangkah baiknya bila produk dalam negeri mampu menyaingi harga produk-produk Cina sehingga terjadi take and gift antara sesama masyarakat Indonesia, sehingga perputaran uang yang terbesar terjadi pada masyarakat domestik sehingga terjadi ke sejahteraan seluruh masyarakat.


II.                Penghambat Perkembangan koperasi 

Menurut Baharuddin faktor penghambat dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi. 

Prof. Wagiono Ismangil berpendapat bahwa faktor penghambat kemajuan koperasi adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi. 

Menurut Ace Partadiredja dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia.

III.             Keunggulan Koperasi Sambut era globalisasi dibandingakan badan usaha lain

koperasi sangat kuat karena ada ikatan yang mengikat antara pengurus koperasi dan anggotannya sehingga tingkat terjadinya masalah di dalam suatu koperasi itu sendiri sangat rendah apabila Koperasi di jalankan sesuai dengan visi dan misi koperasi

Kopersi juga kebal dan cukup kuat mengahadapi persaingan yang semakin ketat karena di Indonesia masih banyak yang perlu di tingatkan dari segi Usaha Kecil   Menengah sehingga kebutuhan akan koperasi masih sangat tinggi sehingga bila koperasi di manfaatkan dengan sungguh – sungguh maka pasti menjadi pilihan utama bagi para pengusaha kecil dan menengah untuk berkerja sama.

IV.             Langkah koperasi menyambut era globalisasi
         E.F. Schumacher (1978) berpendapat bahwa small is beautiful. John Naisbitt (1944) merasa percaya bahwa masa depan perekonomian global berada ditangan unit usaha yang kecil, otonom, namun padat teknologi. Dari kedua pendapat tersebut mendorong keyakinan kita bahwa sektor-sektor usaha kecil di Indonesia perlu diberi kesempatan untuk berperan lebih banyak. Oleh karena itu. paradigma pengembangan ekonomi rakyat layak diaplikasikan dalam tatanan praktis. Pendapat A.P.Y. Djogo (dalam Mubyarto, 1999) perlu dikemukakan yang menganalisis perbedaan antara“ekonomi rakyat” dan “ekonomikonglomerat” dengan kesimpulan bahwa, jika ekonomi konglomerat “sejak dari sananya” adalah “ekonomi pertumbuhan”, maka ekonomi rakyat adalah “ekonomi pemerataan”.

         Keistimewaan koperasi adalah tidak dikenal adanya majikan dan buruh, serta tidak ada istilah pemegang saham mayoritas. Semua anggota berposisi sama, dengan hak suara sama. Oleh karena itu, apabila aktivitas produksi yang dilakukan koperasi ternyata dapat memberi laba finansial, semua pihak akan turut menikmati laba tersebut.

         Untuk mengembangkan koperasi banyak hal yang perlu dibenahi, baik keadaan internal maupun eksternal. Di sisi internal, dalam tubuh koperasi masih banyak virus yang merugikan. Yang paling berbahaya adalah penyalahgunaan koperasi sebagai wahana sosial politik.

         Manuver koperasi pada akhirnya bukan ditujukan untuk kemajuan koperasi dan kesejahteraan anggota, melainkan untuk keuntungan politik kelompok tertentu.. Sebagai contoh, misalnya KUD (Koperasi Unit Desa) diplesetkan menjadi “Ketua Untung Dulu”, tentunya menggambarkan adanya pihak yang lebih diuntungkan koperasi yaitu para elit pengurusnya (Indra Ismawan, 2001). Parahnya lagi para pengurus koperasi kadangkala merangkap jabatan birokratis, politis atau jabatan kemasyarakatan, sehingga terjadinya konflik peran. Konflik yang berlatarbelakang nonkoperasi dapat terbawa kedalam lembaga koperasi, sehingga mempengaruhi citra koperasi.

        Dari sisi eksternal, terdapat semacam ambiguitas pemerintah dalam konteks pengembangan koperasi. Karena sumberdaya dan budidaya koperasi lebih di alokasikan untuk menguraikan konflik-konflik sosial politik, maka agenda ekonomi yang konkret tidak dapat diwujudkan. Koperasi jadi impoten, dimana fungsi sebagai wahana mobilisasi dan perjuangan perekonomian rakyat kecil tidak berjalan. Jadi langkah pertama dalam pembenahan koperasi adalah kesanggupan untukmerestrukturisasi hambatan internal, dengan mengkikis habis segala konflik yang ada.




Jadi yang dapat saya simpulkan dari keunggulan dan kekurangan-kekurangan diatas koperasi SIAP dalam menghadapi era globalisasi jika pihak-pihak yang terkait dalam perjalananya dapat bekerjasama dan menjalin hubungan baik demi terciptanya koperasi yang baik dan sejahtera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

tag